Rupiah dalam bayang-bayang dollar #CintaRupiah

Rupiah dalam bayang-bayang dollar #CintaRupiah

Cinta Rupiah – Saat ini nilai Rupiah masih ada pada kisaran belasan ribu rupiah bahkan bisa mencapai lebih dari Rp 13.000. Dari dulu Rupiah terus mencoba bersaing dengan Dollar bukan hanya masalah nilai tukar namun, juga posisi Rupiah di mata masyarakat Indonesia. Bukan hanya ekspor impor tapi dalam transaksi sehari-hari Dollar seakan menjadi primadona di negeri ini. Mari kita ubah mindset tersebut, menumnuhkan rasa cinta pada Rupiah. Sebagai warga negara apalagi yang merasa cinta Indonesia wajib hukumnya juga cinta terhadap mata uang Rupiah.


Untuk dapat memperkuat nilai Rupiah salah satunya adalah dalam sektor perdagangan. Bank Indonesia (BI) menyatakan, kegiatan perdagangan internasional masih banyak yang menggunakan mata uang Dollar AS. Ini mencakup kegiatan ekspor maupun impor. Hal ini menyebabkan ketergantungan terhadap Dollar. Bahkan, lebih dari 90 persen kegiatan ekspor Indonesia masih menggunakan mata uang dollar AS. Adapun 78 persen kegiatan impor Indonesia menggunakan mata uang dollar AS.

Bank Indonesia dan menteri keuangan Ibu Sri Mulyani saat ini mengeluarkan kebijakan transaksi ekspor impor tidak hanya menggunakan Dollar saja namun, juga menggunakan mata uang Ringgit dan Bath. Diharapkan dengan diversifikasi penggunaan mata uang ini transaksi ekspor impor menjadi lebih efisien. Kepala Bank Indonesia berharap terjadi diversifikasi mata uang dalam ekspor dan impor. Dengan demikian, sistem keuangan Indonesia dapat lebih baik lantaran tidak bergantung pada dollar AS.

Apabila transaksi ekspor dan impor antara dua negara dilakukan dengan mata uang masing-masing, maka perdagangan pun akan semakin efisien. Pasalnya, tidak perlu menggunakan mata uang ketiga sehingga biayanya lebih murah. Inilah yang menjadi latara belakang kerja sama antara ketiga bank sentral terkait bingkai kerja Local Currency Settlement (LCS). Dengan demikian, penyelesaian perdagangan bilateral dan investasi langsung dalam mata uang lokal, yakni rupiah, ringgit, dan baht.

BI mengharapkan stabilitas sistem keuangan yang selama ini terjaga bisa lebih terjaga ke depan. Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya juga bisa menjadi kawasan yang lebih stabil. Saatnya Rupiah juga terlepas dari bayang-bayang mata uang Dollar. Rupiah harus menjadi primadona di negeri sendiri. Mari kita mulai mengubah mindset untuk lebih mencitai dan menghormati Rupiah dengan begitu Rupiah juga akan semakin kuat. Bukan saja dari segi nilai tukar namun juga posisinya di hati masyarakat Indonesia sendiri. Jika Rupiah menguat yang diuntungkan juga masyarakat Indonesia.

 

foto bursanom

(Visited 53 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *