Cinta Rupiah – Pernahkah Anda merasa uang kertas yang sering Anda pegang dan bawa ke mana-mana tidak gampang rusak dan sobek? Itu karena material uang kertas terbuat dari serat kapas yang memiliki serat lebih kuat dan tingkat elastisitas yang lebih tinggi daripada kertas biasa sehingga bisa tahan saat ditekuk, dibolak-balik, dan ditarik.
Peruri sebagai perusahaan resmi yang ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk mencetak uang rupiah menerapkan Standar Operasional Prosedur yang berpengaman tinggi untuk menjaga kerahasiaan pencetakan uang, mulai dari proses desain, penyediaan bahan, tinta, atau proses lainnya hingga menjadi uang rupiah yang siap edar.
Menilik pada perilaku masyarakat yang masih saja gemar mengabaikan keberadaan uang, kadang hanya disimpan di saku baju atau celana kemudian tidak sengaja tercuci dan disetrika, maka uang harus dibuat kuat dan tahan lama. Oleh sebab itulah maka pemilihan bahan-bahannya harus dipikirkan dengan seksama.
Syarat pembuatan uang kertas rupiah yaitu, harus memiliki ketahanan yang tinggi terhadap lipatan, warna tidak mudah luntur, dan tahan terhadap tarikan. Selain itu harus memiliki kandungan zat-zat tertentu untuk menghindari pemalsuan.
Selain bahan dari serat kapas, Bank Indonesia juga pernah mencetak uang kertas berbahan polimer (plastik). Anda pasti ingat dengan uang kertas pecahan Rp100.000,00 terbitan TE 1999. Uang itu dicetak oleh negara Australia karena saat itu Peruri belum memiliki alat untuk mencetak uang polimer. Dan sayangnya uang kertas jenis ini hanya diproduksi satu kali saja. Alasannya karena bahan polimer tidak tahan terhadap panas dan sulit dilipat.
Walaupun bahan-bahan uang kertas kebanyakan sama saat diproduksi tiap tahun emisi, tetapi untuk fitur pengaman, uang dengan nilai nominal lebih besar seperti pecahan Rp50.000,00 dan Rp100.000,00 dibuat lebih tinggi daripada uang dengan nominal lebih kecil.
Selama ini masyarakat hanya mengetahui fitur pengaman yang kasat mata saja, padahal masih banyak fitur-fitur pengaman lain yang tidak kasat mata dan hanya bisa dilihat dengan alat bantu khusus dan penelitian di laboratorium.
Uang kertas yang sudah buruk keadaannya tidak akan laku dan diakui keberadaannya di masyarakat, oleh karena itu marilah cintai uang rupiah dengan menjaga kondisi fisiknya agar tidak rusak dan tetap memiliki nilai yang tinggi.
foto skecthsources